Kamis, 04 November 2010

Warganya Kelaparan, Gubernur ke Jerman
Laporan wartawan KOMPAS Khaerudin
Rabu, 3 November 2010 | 12:51 WIB
KOMPAS/LUCKY PRANSISKA
Warga Kampung Tumalei, Desa Silabu Kecamatan Saumanganya, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, membantu anggota TNI-AD menurunkan bantuan makanan, tikar, selimut dan jerigen bagi korban tsunami dari helikopter MI 17 milik TNI AD, Minggu (31/10/2010). Untuk mempercepat proses distribusi bantuan dan evakuasi korban luka salah satunya dilakukan melalui udara dengan heikopter.
PADANG, KOMPAS.com - Di saat ribuan warga Kepulauan Mentawai korban gempa dan tsunami terancam kelaparan karena sulitnya bantuan masuk ke wilayah-wilayah mereka, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno malah memilih pergi ke Jerman.
Seperti anggota DPR yang juga memilih tetap pergi ke luar negeri di tengah situasi bencana melanda negeri ini, Irwan juga meninggalkan sejumlah masalah dalam soal penangangan bencana gempa dan tsunami di Mentawai.
Ketua Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Irman Gusman yang juga berasal dari daerah pemilihan Sumatera Barat membenarkan, Irwan telah pergi ke Jerman. Bahkan saat dihubungi Irman, Rabu (3/11/2010) pagi, Irwan sudah berada di Dubai.
"Seharusnya situasi psikologis masyarakat saat ini yang tengah menghadapi bencana, mengharuskan kehadiran gubernur," ujar Irman yang mengaku memahami kepergian Irwan ke Jerman.
Menurut Irman, dia tak bisa mencegah kepergian Irwan ke Jerman mengingat baru mengetahui keberangkatannya pada Rabu pagi. "Mungkin kalau saya tahu kepergiannya dari tiga hari lalu, saya bisa mengingatkannya agar jangan dulu meninggalkan Sumbar," kata Irman.
Irwan adalah Gubernur Sumbar yang diusung Partai Keadilan Sejahtera, Partai Bintang Reformasi, dan Partai Hati Nurani Rakyat. Mantan anggota DPR dari Fraksi PKS ini pergi ke Jerman meninggalkan sejumlah kekacauan dalam soal distribusi bantuan korban gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai.
Hingga hari delapan sejak tsunami meluluhlantakkan tiga pulau di gugusan Kepulauan Mentawai (Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara, dan Pagai Selatan) distribusi bantuan masih belum menjangkau banyak wilayah terpencil. Bantuan tetap menumpuk di Sikakap, di Pulau Pagai Utara, tempat yang dipilih untuk mengonsentrasikan bantuan yang datang dari Padang.
Alasan cuaca buruk dan gelombang tinggi dituding sebagai penyebab bantuan tak terdistribusikan ke sejumlah wilayah terpencil seperti Desa Bulasat dan Malakopak di Pagai Selatan yang merupakan daerah bencana terparah.
"Kami juga heran mengapa cuaca terus yang disalahkan, padahal kami sudah bisa menembus wilayah-wilayah di ujung pulau yang sebelumnya katanya tak bisa ditembus perahu bantuan," ujar Koordinator Posko Lumbung Derma Yosep Sarogdok.
Lumbung Derma merupakan jejaring lembaga swadaya masyarakat di Sumbar yang mengoordinasi bantuan untuk korban gempa dan tsunami di Kepulauan Mentawai. Yosep membenarkan, ribuan korban bencana saat ini terancam kelaparan karena masih belum terdistribusikannya bantuan ke wilayah-wilayah mereka dengan baik.

Anggota DPR Digoyang Tari Perut

Anggota DPR Digoyang Tari Perut 

 


Miris melihat anggota DPR tak menggubris imbauan masyarakat untuk moratorium kunjungan ke luar negeri, puluhan aktivis akan menghadiahi wakil rakyat dengan aksi teatrikal tari perut di depan Gedung DPR, Jakarta, Kamis (4/11/2010) besok.

"Intinya, kritik terhadap anggota DPR yang tidak mengindahkan kritik dan imbauan masyarakat agar anggota DPR melakukan moratorium kunjungan ke luar negeri, karena alasan studi banding," kata Direktur LIMA (Lingkar Masyarakat Madani Indonesia), Ray Rangkuti melalui pesan singkat kepada Tribunnews.com, di Jakarta, Rabu (3/11/2010).
Ray mengaku mendapat informasi bahwa anggota DPR akan memanfaatkan "plesiran" tersebut dengan sejumlah agenda kegiatan pribadi.
Yang mengejutkan bagi Ray, yakni adanya informasi bahwa ada anggota dewan yang terhormat yang minta sajian tari perut di sela-sela kunjungan studi banding tersebut. "Salah satunya, yang kami dengar adalah adanya permintaan tari perut. Kami tidak tahu, apakah kabar itu benar atau tidak," ujarnya.
Ray mengaku heran dengan tingkah anggota DPR, yang menyelipkan agenda pribadi di dalam kunjungan ke luar negeri.
"Ini tambahan keprihatinan kita saja. Sudah perginya dalam kondisi di mana rakyat mengalami berbagai musibah, uang negara dikeruk untuk studi banding dan di tengah-tengahnya ada agenda pribadi pula yang diselipkan," sindir Ray.
Dengan aksi ini, Ray berharap anggota DPR tersentuh, sadar, dan segera membuat moratorium studi banding khususnya di tahun 2011.


"Semoga muncul kesadaran di kalangan anggota DPR bahwa rakyat telah hampir putus asa melihat perilaku mereka. Dan karenanya jika mungkin mereka menahan diri dalam bentuk moratorium studi banding khususnya di tahun 2011," katanya


Air Mata Penuntun ke Surga


Sahabat, dua ilmuwan pernah melakukan penelitian disertasi tentang air mata. Kedua peneliti tersebut berasal dari Jerman dan Amerika Serikat. Hasil penelitian kedua peneliti itu menyimpulkan bahwa air mata yang keluar karena tepercik bawang atau cabe berbeda dengan air mata yang mengalir karena kecewa dan sedih.

Air mata yang keluar karena tepercik bawang atau cabe ternyata tidak mengandung zat yang berbahaya. Sedangkan, air mata yang mengalir karena rasa kecewa atau sedih disimpulkan mengandung toksin, atau racun. Kedua peneliti itu pun merekomendasikan agar orang-orang yang mengalami rasa kecewa dan sedih lebih baik menumpahkan air matanya. Sebab, jika air mata kesedihan atau kekecewaan itu tidak dikeluarkan, akan berdampak buruk bagi kesehatan lambung.

Menangis itu indah, sehat, dan simbol kejujuran. Pada saat yang tepat, menangislah sepuas-puasnya dan nikmatilah karena tidak selamanya orang bisa menangis. Orang-orang yang suka menangis sering kali dilabeli sebagai orang cengeng. Cengeng terhadap Sang Khalik adalah positif dan cengeng terhadap makhluk adalah negatif.

Orang-orang yang gampang berderai air matanya ketika terharu mengingat dan merindukan Tuhannya, air mata itu akan melicinkannya menembus surga. Air mata yang tumpah karena menangisi dosa masa masa lalu akan memadamkan api neraka.

Hal ini sesuai dengan hadis Nabi, "Ada mata yang diharamkan masuk neraka, yaitu mata yang tidak tidur semalaman dalam perjuangan fisabilillah dan mata yang menangis karena takut kepada Allah."

Seorang sufi pernah mengatakan, jika seseorang tidak pernah menangis, dikhawatirkan hatinya gersang. Salah satu kebiasaan para sufi ialah menangis. Beberapa sufi mata dan mukanya menjadi cacat karena air mata yang selalu berderai.

Tuhan memuji orang menangis. "Dan, mereka menyungkurkan wajah sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk." (QS Al-Isra' [17]:109). Nabi Muhammad SAW juga pernah berpesan, "Jika kalian hendak selamat, jagalah lidahmu dan tangisilah dosa-dosamu."

Ciri-ciri orang yang beruntung ialah ketika mereka hadir di bumi langsung menangis, sementara orang-orang di sekitarnya tertawa dengan penuh kegembiraan. Jika meninggal dunia ia tersenyum, sementara orang-orang di sekitarnya menangis karena sedih ditinggalkan.

Tampaknya, kita perlu membayangkan ketika nanti meninggal dunia, apakah akan lebih banyak orang mengiringi kepergian kita dengan tangis kesedihan atau dengan tawa kegembiraan.

Jika air mata kerinduan terhadap Tuhan tidak pernah lagi terurai, apalagi jika air mata selalu kering di atas tumpukan dosa dan maksiat, kita perlu segera melakukan introspeksi. Apakah mata kita sudah mulai bersahabat dengan surga atau neraka.

Sumber : Republika online