Senin, 01 November 2010

Perseteruan Julia Perez vs Dewi Persik

Minggu, 31 Oktober 2010 Label:
Perseteruan antardua pedangdut Julia Perez dan Dewi Persik memanas. Mereka saling menyindir. Julia Perez, yang akrab disapa Jupe, mengatakan bahwa Dewi Perssik atau DP tidak bisa menyainginya.

"Ya, memang enggak bisa menyaingi saya. Saya juga tidak merasa dia saingan saya, karena dia bukan sebanding sama saya, dia bukan level saya. Dia kan bisanya cuma ujung-ujungnya pengadilan dan berantemnya sama babu dan eks-manajernya. Dia bukan level saya," celoteh Jupe, di Jakarta, Minggu (31/10/2010).

Perseteruan antara Jupe dengan DP berawal ketika keduanya didapuk untuk bermain dalam satu film yang sama, Arwah Goyang Karawang. Tanpa alasan yang jelas, mendadak DP tidak hadir dalam shooting perdana film layar lebar tersebut.

Jupe lantas menilai DP tak profesional. DP tidak terima dibilang tak profesional dan menganggap Jupe telah mencemarkan nama baiknya. DP pun dengan tegas menyatakan bahwa kualitas aktingnya tidak mau dibandingkan dengan kekasih pemain sepakbola Gaston Castano itu. "Yang pasti, Dewi Perssik tidak pernah menjadi Julia Perez dan sebaliknya. Masyarakat tahu kualitas kami masing-masing," kata DP

Demi Hidupi Keluarga, Nenek 70 tahun Angkat 100 Galon Air Sehari

Bayangkan seorang nenek yang hanya memiliki berat badan 37,5 Kilogram dengan usia yang sudah senja ini harus menjadi kuli antar air mineral galon yang memiliki berat lumayan bagi orang tua seukuran dia, namun hal itu tetap dilakukan demi membiayai hidup keluarganya, karena nenek ini menjadi tulang punggung kehidupan keluarganya.
Photobucket
Kebanyakan kita hanya bisa mengeluh dan mengeluh berkeluh kesah menjalani kehidupan dan rutinitas pekerjaan yang membosankan dan serasa berat, sekarang coba tanyakan pada diri Anda lebih susah mana apa yang Anda lakukan dalam mencari nafkah ketimbang apa yang dilakukan nenek ini?
Photobucket
Photobucket
Inilah kisah nyata dari salah satu sudut kota Beijing Cina, yang dikutip ruanghati.com dari sebuah situ lokal yaitu Sina.com, dimana seorang nenek yang bernama Gao Meiyun yang berusia 70 tahun musti bekerja keras banting tulang sebagai kuli angkut air mineral galon kerumah-rumah demi membiayai hidup anak nya yang cacat fisik dan membayar perawatan cucunya yang cacat mental dan membutuhkan biaya perawatan.
Photobucket
Ada apa dengan anak sang nenek sehingga sang nenek Gao harus melakukan ini, kondisi anak yang cacat fisik tak bisa berbuat banyak untuk menjalani hidupnya, sehingga sang ibu adalah tulang punggung hidup mereka. Mereka yang tinggal di Shijingshan District Yangzhuang Middle District Beijing mesti mengenal sang nenek yang dikenal sebagai nenek sang pengantar air galon mineral.
Bayangkan galon air mineral yang beratnya 20 kg lebih harus diangkat dan diantarkan sang nenek yang hanya memiliki berat badan 37,5 kg tersebut, sehari sang nenek bisa mengangkat dan mengantar lebih dari 100 galon dari tempat tuannya bekerja ke pelanggan yang memesannya. Beratnya galon bagi sang nenek membuat badannya yang kurus menjadi semakin bungkuk, bayangkan saja sobat ruanghati.com, sejak jam 6 pagi nenek super ini sudah memulai aktifitasnya hingga jam 10 malam.
Betapa perkasanya nenek renta ini menjalani hidupnya yang berat, namun optimis dan semangat tetap ada bersamanya, tidak malukah dia
Betapa perkasanya nenek renta ini menjalani hidupnya yang berat, namun optimis dan semangat tetap ada bersamanya, tidak malukah dia
Nah sobat, apa yang bisa kita ambil hikmah dari cerita ini, pertama adalah rasa syukur dengan kondisi hidup kita saat ini, masih banyak orang diluar sana yang lebih susah hidupnya dari pada kita, yang kedua adalah semangat hidup, seriang kita mengeluh menjalani hidup yang memang cukup berat sekarang ini, namun seberat apapun hidup yang ada dimuka kita tetap musti kita harus tempuh oleh karenanya tetaplah optimis dan penuh semangat, Tuhan tidak pernah terlelap sekejappun untuk melihat usaha apapun yang kita lakukan dan Tuhan Maha Penyanyang sehingga pastinya pertolongan Dia senantiasa akan datang bersama orang-orang yang sabar, bukankah demikian sobat?